Jumat, 05 April 2013

Menghidupkan Kembali Satwa yang Telah Punah?!


     Menghidupkan kembali satwa yang telah punah? Ciyus? Apa maksudnya?. Oke, santai. Percaya atau tidak dengan kemajuan teknologi umat manusia sekarang yang semakin canggih, satwa yang telah punah dapat hidup kembali!. Astaga, gimana caranya? Kayak Tuhan berarti?. Oke, santai lagi santai. Jadi....
     Tadi siang gua iseng-iseng baca artikel di laman web-nya National Geographic Indonesia. Isinya tentang fakta bahwa spesies yang telah punah dapat dihidupkan kembali. Kontroversial emang. Serasa manusia sekarang, khususnya yang berada di bidang "menghidupkan kembali" itu seperti Tuhan. Tapi itulah faktanya. Berita lengkapnya bisa kunjungi laman berikut.
     
     Yah begitulah kegilaan manusia di zaman sekarang. Sungguh sesuatu yang sebelumnya diluar kuasa manusia, sekarang malah bisa. Eeet tentu ini sejatinya adalah kehendak Tuhan. Tapi, dengan begini mungkinkah manusia mampu menghidupkan kembali suatu jenis seutuhnya?! Bukankah itu hanyalah kekuasaan Tuhan. Bagi gua, kemajuan teknologi manusia sekarang patut disyukuri. Ini baik jika kita mampu menggunakannya dengan arif dan bijaksana. Tapi yang perlu diinget adalah jangan sampai kemajuan teknologi memunculkan kesombongan bagi manusia.

     Sejatinya, kita harus senantiasa belajar dan belajar menuju proses kesempurnaan yang relatif, bukan mutlak. Karena kesempurnaan mutlak hanyalah untuk Tuhan. Jika manusia mampu menghidupkan kembali spesies yang telah punah, ya bisa saja. Tapi untuk mencapai kehidupan sempurna dan seutuhnya, gua rasa gak mungkin. Tapi mungkin saja, jika Tuhan menghendaki. Yah begitulah, kita tidak tahu apa yang direncanakan Tuhan. Masa depan seperti apa yang direncanakan Tuhan untuk kita? Tak ada yang tahu. Karena masa depan adalah misteri.

     Berat gak sih apa yang gua omongin? takutnya gua seolah kayak orang yang punya ilmu agama tinggi. Padahal gua masih awam. Hehe. Memang, banyak satwa yang telah punah sekarang ini akibat dari manusia itu sendiri. Itu gak dapat dipungkiri. Dan ibaratnya, "penghidupan kembali" ini merupakan wujud tanggung jawab dari rasa bersalah manusia kepada satwa. Dilema memang, jika itu saja tujuan kita apakah harus berlaku demikian?. Apakah kita hanya harus menjalani apa yang ditakdirkan Tuhan?. Yang lalu biarlah berlalu, yang ada sekarang kita jaga dan pelihara. Termasuk alam dan seluruh isinya. Bagi gua, alternatif terakhir barusan kayaknya lebih cocok. Mungkin pemikiran temen-temen beda dengan gua? Oke gak apa-apa. Itulah manusia, berbeda-beda. Karena perbedaan itu unik dan khas yang bisa menyatukan kita dalam hubungan unik dan khas juga. Aduh, berasa mengeluarkan wisdom kan gua jadinya.

     Terlepas dari semua itu, satu hal yang harus kita inget. Kita ada karena kuasa-Nya dan kita hebat karena anugerah-Nya. Seberapapun kekuatan dari kemampuan kita menjadikan sesuatu hal yang  tidak mungkin menjadi mungkin, Tuhan adalah Maha Pembuat Mungkin bagi apa aja yg di kehendaki-Nya. Jangan sampai kemajuan ilmu manusia membuat kita lupa dan angkuh bahkan menghilangkan Tuhan dari kehidupan kita. Amit, naudzubillah. Apapun agamanya, jadikanlah Tuhan sebagai segalanya bagi kita. Semoga saja kemajuan ini justru membuat kita semakin bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Thanks to National Geographic Indonesia buat inspirasinya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar