Seperti hari senin biasanya, rasa semangat untuk kuliah terkadang terbelenggu oleh rasa ingin tidur lagi. Maklumlah tiap hari senin pasti selalu terbayang-bayang santainya weekend kemarin. Namun, berhubung tiap senin pagi adalah kuliah dari mata kuliah yang saya suka, Perilaku Satwaliar, maka saya tekadkan niat untuk segera mandi dan langsung berangkat ke kampus.
Kuliah pagi jam 08.00 WIB. |
Oh my!! Ternyata saya mandi terlalu kelamaan, tapi emang sih mandinya aja telat. Telat banget malahan. Astagfirullah kan! Lupa pula belum menyetrika baju. Sesegera mungkin saya menyetrika baju dengan "seadanya". Jam menunjukan pukul 07.55 WIB ketika saya akan berangkat dari kontrakan saya. Sementara perkuliahan dimulai jam 08.00 WIB. Itu berarti hanya tersisa 5 menit sebelum perkuliahan dimulai, padahal waktu tempuh normal dari kontrakan menuju kampus adalah sekitar 10 menit. "Pasti telat!", kesal saya dalam hati.
Berjalan cepat memang cukup menguras tenaga. Beberapa meter sebelum kelas yang kebetulan berada di lantai 2, ada sesosok wanita paruh baya berbaju batik merah yang menghalangi jalan cepat saya. Kesalnya untuk menyalippun agak susah berhubung kondisi jalan yang agak sempit dan dari arah berlawanan banyak juga orang yang berjalan. Hingga ada sedikit celah, dengan gesitnya saya langsung menyalip wanita tersebut. Yess! Jalan cepat saya kembali mulus!. Naik tangga dengan melangkahi 2 anak tangga secara langsung dan dengan ritme cepat membuat saya cepat berada di lantai 2. Masuk kelas. Ternyata dosen yang diharapkan belum datang, dan anak-anak masih sibuk dengan keramaian aktivitas kelas seperti biasanya jika tidak ada dosen. Ya Allah.. Tapi Alhamdulillah deh seenggaknya gak telat.
Selang beberapa menit, masuklah wanita paruh baya berbaju batik merah yang saya salip tadi. Who is she?. Ya Salaam ternyata gerangan adalah dosen kami. Memang dosen ini baru pertama kali mengajar kelas kami. Jadi wajar saja selain saya, anak-anak yang lain pun merasa heran. Nama beliau adalah Mirza D. Kusrini. Tahu akan itu, saya berharap mudah-mudahan beliau tidak ingat dengan saya tadi. Mudah-mudahan.
Amfibi |
Perkuliahan dimulai. Sebelumnya beliau mengaku sebagai dosen yang killer. Beliau sempat juga berkata, supaya dering ponsel di-silent, laptop dimatikan, dan pekerjaan lain ditinggalkan. Ciri khas dari dosen killer. Materi dimulai dengan judul "Perilaku Amfibi". Mendengar hal tersebut saya langsung gak nafsu. Sudah dosen killer, eh materinya pun nelen iler. Iyuuuuuuuh. Setelah beberapa materi disampaikan ternyata materinya tidak se-ga nafsu yang dipikirkan sebelumnya. Ternyata materinya asyik, knowledge abis ditambah lagi dengan pembawaan Ibu Mirza yang mengajar yang sangat jauh dari sifat killer.
Banyak pengetahuan yang saya dapat dari perkuliahan hari ini tentang perilaku Amfibi, milai dari memilih pasangan, percumbuannya, teritorialitas, dan parental care nya. Seperti kebanyakan satwa lainnya, jenis-jenis amfibi yang terdiri dari Anura (katak, kodok), Sesillia, dan Salamander, dalam pemilihan pasangannya, betina cenderung memilih jantan yang wow. Wow disini adalah jantan yang punya investasi berupa energi, sumberdaya, dan pakan lebih banyak dibandingkan jantan lain. Pada Anura, betina berkecenderungan lebih banyak memiliki tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan jantan.
Katak yang Bercumbu. |
Ada pula dari segi percumbuannya, jantan selalu bersuara untuk menarik perhatian betina atau biasa disebut vokalisasi. Semakin bagus frrekuensi dan besar intensitas suara yang dikeluarkan oleh jantan, maka dapat meningkatkan tingkat keberhasilan si jantan dalam percumbuan. Dari video yang dipertontonkan pun kami menjadi tahu, bahwa seperti suara burung, suara dari Anura pun beraneka ragam. Bahkan ada suara yang seperti suara kucing. Sungguh unik. Jenis-jenis Amfibi pun memiliki perilaku yang mempertahankan tempat tinggalnya atau disebut teritorialitas. Hampir sama seperti satwa lain, parental care pun dianut oleh beberapa dari Amfibi.
Sungguh pelajaran yang sangat unik bisa mempelajari perilaku Amfibi. Selain itu sosok Ibu Mirza yang sangat enjoy dalam pengajarannya memberikan efek perkuliahan menjadi semangat. Namun, saya masih ragu apakah itu benar-benar sosok Ibu Mirza yang sebenarnya?. Hal itu mungkin baru akan terbukti pada perkuliahan minggu depan yang rencananaya beliau akan kembali mengajar dengan materi "Perilaku Reptil". Semoga saja memang itulah pembawaan asli dari Ibu Mirza. Kita buktikan senin depan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar