Terakhir mengunjungi Arboretum (Arbo) Bambu itu beberapa bulan lalu sewaktu pengamatan Inventarisasi dan Pemantauan Satwaliar (mata kuliah yang gua ambil di semester 5 sekarang). Memang pada saat itupun keadaan Arbo Bambu sudah sangat mengkhawatirkan (menyedihkan malahan). Sangat jauh sekali berbeda dengan keadaan Arbo Bambu pada saat pertama gua dateng ke tempat itu.
Itu sekitar 1,5 tahun yang lalu. Dulu, pas masuk kesitu berasa banget kayak masuk hutan dan dipenuhi tegakan bambu yang rapat vegetasinya. Oh iya bagi orang yang gak belajar ilmu kehutanan mungkin kurang tahu apa itu Arboretum. Kalau denger pasti pernah kan?
Nah, jadi Arboretum itu adalah areal yang ditanami oleh pohon dan tanaman lainnya yang sengaja ditanam demi proses pembelajaran, pendidikan maupun penelitian. Terus, salah satu Arboretum yang ada di IPB itu adalah Arboretum Bambu. Sesuai namanya, jadi Arboretum ini didominasi oleh tegakan bambu yang sangat rapat (Mungkin bisa gua bilang dulunya...). Letaknya ada di samping belakang Rektorat, deket Pintu 2 IPB, sama berbatasan langsung dengan pemukiman warga sekitar kampus. Lokasi ini merupakan tempat penelitian maupun pendidikan yang biasa digunain oleh mahasiswa IPB, tak terkecuali gua sendiri.
Pertama tau ini lokasi, waktu pengamatan satwaliar yaitu Bajing kelapa (Callosciurus notatus) di awal semester 3 dulu. Waktu itu bener-bener berasa serem banget masuk situ. Suasananya itu loh, apalagi menurut mitos kalo tegakan bambu itu biasanya banyak "penghuninya" (Hiii). Tapi sekarang?
Pagi tadi, gua sama temen-temen Kelompok Pemerhati Mamalia (KPM) sama adik kelas ngadain pengamatan lapang ke sana. Biasa lah pengamatan mamalia. Jadi lokasi ini merupakan salah satu habitat dari Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Kebetulan (kayaknya gak kebetulan juga sih) habitat satwa ini di kampus cuman di Arbo Bambu sama Arboretum Cikabayan yang letaknya di ujung dalam Kampus IPB Darmaga. Dengan terbatas dan terfragmentasinya habitat Monyet ekor panjang ini sudah sepantasnya seluruh warga IPB peduli dan lebih memperhatikan mereka. Terlebih habitatnya. Namun apa yang terjadi? Habitat yang ada di Arbo Bambu udah ngebuat gua sama temen gua tadi ngerasa sedih banget. Gimana enggak, dulu di salah satu areal yang sering dikunjungi satwa ini sekarang sudah hampir binasa. Binasa? Ya, mungkin kata itu cocok buat gambarain bagaimana keadaan habitat satwa ini di Arbo Bambu. Nih gua kasih foto sebagai buktinya ya.
Itu sekitar 1,5 tahun yang lalu. Dulu, pas masuk kesitu berasa banget kayak masuk hutan dan dipenuhi tegakan bambu yang rapat vegetasinya. Oh iya bagi orang yang gak belajar ilmu kehutanan mungkin kurang tahu apa itu Arboretum. Kalau denger pasti pernah kan?
Nah, jadi Arboretum itu adalah areal yang ditanami oleh pohon dan tanaman lainnya yang sengaja ditanam demi proses pembelajaran, pendidikan maupun penelitian. Terus, salah satu Arboretum yang ada di IPB itu adalah Arboretum Bambu. Sesuai namanya, jadi Arboretum ini didominasi oleh tegakan bambu yang sangat rapat (Mungkin bisa gua bilang dulunya...). Letaknya ada di samping belakang Rektorat, deket Pintu 2 IPB, sama berbatasan langsung dengan pemukiman warga sekitar kampus. Lokasi ini merupakan tempat penelitian maupun pendidikan yang biasa digunain oleh mahasiswa IPB, tak terkecuali gua sendiri.
Pertama tau ini lokasi, waktu pengamatan satwaliar yaitu Bajing kelapa (Callosciurus notatus) di awal semester 3 dulu. Waktu itu bener-bener berasa serem banget masuk situ. Suasananya itu loh, apalagi menurut mitos kalo tegakan bambu itu biasanya banyak "penghuninya" (Hiii). Tapi sekarang?
Pagi tadi, gua sama temen-temen Kelompok Pemerhati Mamalia (KPM) sama adik kelas ngadain pengamatan lapang ke sana. Biasa lah pengamatan mamalia. Jadi lokasi ini merupakan salah satu habitat dari Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Kebetulan (kayaknya gak kebetulan juga sih) habitat satwa ini di kampus cuman di Arbo Bambu sama Arboretum Cikabayan yang letaknya di ujung dalam Kampus IPB Darmaga. Dengan terbatas dan terfragmentasinya habitat Monyet ekor panjang ini sudah sepantasnya seluruh warga IPB peduli dan lebih memperhatikan mereka. Terlebih habitatnya. Namun apa yang terjadi? Habitat yang ada di Arbo Bambu udah ngebuat gua sama temen gua tadi ngerasa sedih banget. Gimana enggak, dulu di salah satu areal yang sering dikunjungi satwa ini sekarang sudah hampir binasa. Binasa? Ya, mungkin kata itu cocok buat gambarain bagaimana keadaan habitat satwa ini di Arbo Bambu. Nih gua kasih foto sebagai buktinya ya.
Tanpa kalian tau Arbo Bambu yang dulu seperti apa, coba bayanngin deh kalian ngeliat gambar ini. Pikiran kalian apa? Semacam perambahan kan? Padahal ini tegakan bambu (dulunya) letaknya di tengah-tengah areal Arbo Bambu. Sekali lagi, padahal dulu gua sering liat Monyet ekor panjang disini. Tapi sekarang? Langka banget bisa ketemu satwa ini. Entah kemana satwa ini pergi, mungkin bisa saja malah kabur ke pemukiman warga yang akhirnya diburu karena dianggap hama. Menurut pengamatan temen gua di KPM, terakhir dia pengamatan itu jumlah individu Monyet ekor panjang yang ada berjumlah 4 ekor. Kalau kenyataannya bener begitu? Mau gimana lagi coba? Bisa-bisa 1 atau 2 tahun lagi Monyet ekor panjang sudah extinct in the campus. (Sedih lah..)
Nah dengan begini keanekaragaman satwa di kampus jadi berkurang. Belum lagi dampak negatif lain yang diakibatkan kalau Monyet ekor panjang bener-bener punah di kampus. Jangan kira keberadaan satwa ini di Arbo Bambu gak ngasih manfaat khususnya dalam segi ekologi. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari. Inget loh peneyesalan selalu datang diakhir, kalau dateng diawal itu namanya pendaftaran! (Nyiehehe).
Jadi sudah sepantasnya kita menjaga habitat mereka di Arbo Bambu (juga Arbo Cikabayan) dengan cara kita sendiri. Gua cuman bisa nulis gini, semoga ada pihak-pihak yang mempunyai "kekuasaan" lebih bisa menanggapi curhatan kecil gua ini. Semoga mbah macaca bisa tetep exist di Arbo Bambu dengan habitat yang seperti dulu kala sebelum ada perambahan. Amiiin. (Tundukan kepala dan berdoa).
Beberapa dokumentasi Arboretum Bambu:
Pertama kalian bakal masuk Arbo Bambu akan disambut dengan Papan Interpretasi baru ini:
Kemudian disambut lagi dengan Papan Interpretasi lama:
Lanjut, samping kanan dan kiri adalah tegakan karet:
Ternyata disini juga ada pohon asuh loh. Orang Jepang lagi. Nih:
Adapula sumber air bagi satwa penghuni Arbo Bambu:
Jalan terus menuju kedalam Arbo Bambu:
Arbo Bambu merupakan tempat penelitian, buktinya ini dibuat sengaja demi penelitian:
Nah, seharusnya tegakan bambu di Arbo Bambu tuh kayak gini! Kayak dulu sebelum perambahan. Dan ini tegakan yang gua liat dan gua rasa masih natural:
Terimakasih semoga bermanfaat! :)
Hi. Gw chika,ARL IPB 46. Kira2 kapan lo bakal pengamatan di arbo bambu lagi? Gw pengen bgt masuk ke dalem2nya, tp rada horor juga krn ga biasa.hehe.
BalasHapusIya, ok insyaallah.
Hapushahahaha
BalasHapuslu dah tingkat akhir masa blm masuk arbo bambu juga chik????
hubungin aja anak2 Himakova,,,
kalo mau masuk pagi hubungi anak2 KPM, dan kalo mau malam hubungi anak KPH ja sekalian wisata herpetofauna,,,
Haha setuju dah sama bang pran!
Hapus