Kamis, 29 Agustus 2013

#Faktanya: Owa Jawa (Hylobates moloch)

     Welcome back! Saatnya sedikit berbagi info nih ya. Dear friend, kalian tahu gak sih perbedaan monyet sama kera? Sama aja? No! Keduanya berbeda loh. Bedanya apa? mari kita bahas. Eh, tapi pada tahu gak nih Owa Jawa? Kira-kira doi masuk monyet apa kera? Hayooo. Simak ya!
     Dear friend disana, sekali lagi monyet itu beda ya sama kera. Perbedaannya adalah monyet memiliki buntut alias ekor. Bisa dilihat langsung. Nah, kalo kera itu ekornya gak ada. Selain itu, monyet memiliki panjang tangan dan kaki sama, berbeda dengan kera yang memiliki kaki yang lebih pendek dibandingkan dengan tangannya. Kera juga pandai dalam bergelantung di dahan pohon, walaupun monyetpun bisa juga. Kemudian, kera umumnya tinggal di terrestrial alias di atas tanah dan pohon dengan strata rendah. Sedangkan monyet, mereka cenderung hidup di atas tajuk pohon. Terakhir nih, perbedaannya terletak pada tingkat intelegitas alias kecerdasan! Hayo siapa yang lebih cerdas? Ya, kera lebih cerdas. Contohnya saja Orangutan dan Simpanse yang memiliki tingkat kecerdasan mendekati manusia yaitu sekitar 96-98%. Keren kan? pantes aja satwa ini suka ada di film-film Hollywood.

     Nah, udah tau kan perbedaan kera dan monyet. Jadi sekarang Owa Jawa itu termasuk kera atau monyet? Ya, kera!. Satwa endemik pulau Jawa ini sekarang kondisinya sudah memprihatinkan. Menurut IUCN Redlist, Hylobates moloch ini termasuk Endangered yaitu terancam punah. Waduh!. Selain rusaknya habitat di hutan karena pembalakan liar dan karena pembangunan, perburuan ilegal pun masih sangat intensif dilakukan oleh pemburu yang tidak bertanggung jawab. Padahal satwa ini memiliki banyak manfaat bagi ekologi, yang pada akhirnya bermanfaat juga buat kehidupan kita.

Javan Gibbon pinjem dari
alamendah.blogspot.com
     Terlepas dari itu, saat ini saya mau ngasih fakta tentang Hylobates moloch. Ini dia!
1. Owa Jawa merupakan satwa yang setia. Iya, dalam hidupnya satwa ini hanya akan memiliki satu pasangan hidup saja. Berbeda dengan kawan-kawannya yang lain, satwa ini monogami permanen. Jadi, kalo salah satu pasangannya diburu, apa yang terjadi dengan pasangannya yang lain? Seperti itulah. So sweet ya.

2. Owa Jawa merupakan penebar benih yang baik. Nah, makanan Owa Jawa ini adalah buah-buahan atau istilahnya frugivora (pemakan buah-buahan). Tentunya, feses yang doi keluarkan akan tersebar sebagai benih seiring dengan pergerakan Owa Jawa. Semakin jauh pergerakan Owa Jawa, tentunya semakin luas juga persebaran benih dari tanaman yang sudah doi makan. Intinya, selalu ada regenerasi hutan. Baik bukan bagi Bumi ini?


3. Owa Jawa gesit dan memiliki nyanyian merdu. Ya, pergerakan Owa Jawa tergolong gesit terlebih ketika doi lagi bergelantungan di dahan dan ranting pohon. Selain itu, ketika memulai aktivitasnya di pagi hari, Owa Jawa selalu mengeluarkan suara-suara seperti nyanyian. Dan bagi para pendaki ataupun peneliti di hutan, nyanyian Owa Jawa ini khas dan unik sehingga dianggap paling merdu dibandingkan dengan kera lainnya.

4. Owa Jawa si Raja Pohon. Maksudnya, hampir selama hidupnya Owa Jawa ini selalu diam diatas pohon alias arboreal sejati. Namun, walaupun begitu Owa Jawa mampu dan sering berjalan dengan menggunakan kedua kakinya. Ya, doi mampu berjalan tegak tanpa menggunakan tangannya. Keren kan?

5. Owa Jawa memprihatinkan! Seperti yang udah disebutkan diatas, satwa ini tergolong satwa yang terancam punah. Selain itu, menurut CITES satwa ini termasuk Appendix 1 yang artinya tidak bisa diperjualbelikan sama sekali, terkecuali sebagai hadiah presiden kepada kepala negara lain. Tapi, tentunya hal ini gak mungkin dilakuin sama presiden kita dong, ya harus jangan. Hehe

Javan Gibbon pinjem juga dari perthnow.com.au


Nah, segitu aja fakta tentang Owa Jawa. Semoga kita mampu mempertahankan keberadaan satwa ini di alam. Banyak hal bisa dilakuin oleh kita. Misalnya saja ketika melihat tetangga atau pedagang yang mengeksploitasi doi bisa dilaporkan saja ke BKSDA atau dinas dan pihak terkait. Jangan pernah takut untuk melakukan hal yang baik dan mulia. Kegiatan konservasi terhadap doi harus dimulai dari sekarang, intinya jangan sampai terlambat. Owa Jawa sudah punah dan hanya ada dalam dongeng anak cucu kita tentunya gak kita harapakan, bukan? 

#SaveJavanGibbon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar