Senin, 27 Mei 2013

#Faktanya: Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

Macaca fascicularis (Credit: alamendah.org)
  Selamat malam wildlife lover, gak ada kegiatan saatnya nulis nih. Kebetulan lagi inget sama salah satu primata nih. Siapa lagi kalo bukan artis Doger Monyet atau Topeng Monyet. Tau kan hal-hal yang begituan? Nah tau gak itu satwa artis nama jenisnya apa? Ya. Nama lokalnya Monyet Ekor Panjang. Nama Inggrisnya Crab-eating Macaque/ Long-tailed Macaque. Dan nama ilmiahnya, Macaca fascicularis. Nah kali ini, saya mau kasih seputar fakta tentang doi. Simak ya! :)


Tahu gak sih? primata yang satu ini famous banget loh. Kenapa? selain emang kalo di Indonesia jadi artis Doger/Topeng Monyet, jadi persebaran jenis ini hampir meluas. Mulai dari India, Bangladesh, Myanmar, Indochina, Thailand, Malaysia, Filipina, hingga di negara kita sendiri Indonesia.

  Buat di Indonesia sendiri, primata ini tersebar dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Sunda Kecil (Bali, NTB, dan NTT). Seperti jenis satwaliar lain di dunia, satwa yang satu inipun punya subspesies. Artinya, dalam bahasa awamnya, punya turunan lagi yang memiliki keunikan/kekhasannya masing-masing. Dan pada tahu gak sih berapa jumlah subspesies doi?.

Total subspesies Macaca fascicularis ada 10. Ada M.f. atriceps, M.f. aureus, M.f. condorensis, M.f. philippensis, M.f. umbrosus. Nah, di Indonesia sendiri, kita punya 5 subspesies.
1. Macaca fascicularis karimondjawae. Macaca khas dari Kepulauan Karimun Jawa, Jawa Tengah.
2. Macaca fascicularis fuscus. Macaca khas dari Kepulauan Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam.
3. Macaca fascicularis lasiae. Macaca khas dari Pulau Lasia. Nanggroe Aceh Darussalam.
4. Macaca fascicularis tua. Macaca khas dari Pulau Maratua, Kalimantan Timur.
5. Macaca fascicularis fascicularis. Macaca secara umum yang tersebar di wilayah Indonesia lainnya.

Seperti kita manusia yang dikelompoknya dipimpin Kepala Keluarga, atau Camat, atau Lurah, bahkan hingga Presiden. Nah tentunya, doi juga punya pemimpin dalam kawanan kelompoknya. Oh iya, jadi M. fascicularis itu termasuk satwa yang berkelompok ya. Bukan soliter (hanya sendirian, berdua kalo berpasangan, bertiga kalo punya anak satu). Dan setiap kelompok berbeda jumlahnya. Nah, pemimpinnya ini biasa disebut Alfa Male.

Ngomong-ngomong jumlah individu dalam satu kelompok M. fascicularis, mari kita bahas. M. fascicularis ini hidup di hutan primer hingga hutan bakau. Pada hutan primer biasanya satu kelompok isinya 20-30 ekor. Sedangkan di hutan bakau, umumnya hanya 10-20 ekor.

Kampus IPB Darmaga, yang merupakan bakal resmi "Kampus Biodiversitas" punya juga loh spesies M. fascicularis yang masih liar. Dari hasil penelitian dan pengamatan serta monitoring, setidaknya terdapat 2 kelompok. Kelompok pertama di Arboretum Bambu, dengan jumlah 5 ekor. Kelompok kedua di Arboretum Cikabayan dengan jumlah 6 ekor (data KPM-Himakova tahun 2012).

Berlanjut ke survive thing. Sampai usia berapa M. fascicularis mampu bertahan hidup? Menurut Sumaryanti dan Susanto (2011) doi bisa bertahan di alam liar hingga usia 37 tahun. Lumayan juga ya..

Luasnya wilayah penyebaran M. fascicularis berdampak pada jumlah populasinya yang masih aman. Jelas aja kalo IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) masih mengkategorikan doi dalam LC (Least Concern). Namun begitu, tingkat eksploitasi seperti perburuan yang semakin meningkat tahun demi tahun, akan tidak menutup kemungkinan suatu saat doi bakal kegolong seperti Badak Jawa. Critically Endangered atau Kritis terancam punah.

Jika hal tersebut terjadi, akan berdampak langsung dan gak langsung buat kehidupan kita pastinya. Khususnya buat keseimbangan ekosistem alam. Maka, walaupun pemanfaatan satwa ini udah diatur alangkah baiknya mungkin harus ada upaya yang lebih buat hal ini. Bisa jadi, doi dimasukan ke dalam satwa yang dilindungi menurut PP No.7 Tahun 1999. Pokoknya, semoga langkah bijak dapat dilakukan oleh pihak terkait seperti BKSDA bahkan Kemenhut sebelum segalanya menjadi terlambat.

Salam lestari! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar