Sabtu, 19 Januari 2013

Saat Kita Tak Bersahabat Lagi Dengan Alam.

     Halo dunia, halo Indonesia! Gimana kabarnya nih setelah beberapa hari diguyur hujan yang tiada henti? Tentunya bete juga ya disaat kita yang dituntut harus beraktivitas di luar rumah sementara itu di luar hujan deras. Menurut kepercayaan yang gua anut, hujan itu merupakan keberkahan. Puji syukur sih tapi kalo terus-terusan hujannya full 24 jam kan repot juga. Hehe.



Hujan di Januari (Sumber: Antara news)

     Turunnnya hujan dengan intensitas tinggi emang biasa jadi ciri khasnya bulan Januari. Nah, seharusnya hal ini udah kita antisipasi sebelumnya dengan melakukan beberapa hal. Termasuk beli payung atau raincoat sebagai pelindung kita dari guyuran hujan (Best recommend :p). Ngomong-ngomong dampak hujan ini, miris banget liat berita nasional baik di koran maupun di tv. Gimana enggak hujan yang terus mengguyur di setiap kota di Indonesia menyebabkan banjir. Ya, banjir! Tak terkecuali dengan ibukota, Jakarta. Hampir semua headline di setiap koran dan berita tv nasional beberapa hari terakhir ini adalah tentang banjir khususnya banjir Jakarta. Walaupun banjir sekarang gak separah banjir Jakarta tahun 2007, namun banjir tahun ini menjadi salah satu bencana nasional yang bikin kita harusnya tersentuh. 

Banjir (Sumber: Beritasore)
     Banyak pihak selalu berpendapat banjir merupakan kiriman dari Bogor. Sehingga tak sedikit yang selalu menyalahkan Bogor dalam situasi seperti ini. Hal tersebut tidaklah salah. Namun yang perlu digaris bawahi tidak semuanya yang salah adalah Bogor. Bogor merupakan suplai air bagi daerah Jakarta dan sekitarnya. Tak hanya air kotor berupa banjir. Tapi juga air bersih. Ya, air bersih yang didapat oleh Jakarta dan sekitarnya salah satu terbesarnya dari Bogor. Terima kasihlah pada Bogor wahai Jakarta dan sekitarnya! Haha.

     Bogor yang merupakan hulu dari berbagai sungai yang mengalir di Jakarta dan sekitarnya tentunya bisa kapan saja mengirimkan aliran air derasnya. Jakarta dan sekitarnya yang merupakan hilir tentunya mengalami dampak yang tak akan terelakan. Namun, apa sih yang menyebabkan banjir di Jakarta?. Kalo ditelaah, banjir Jakarta merupakan hal yang gak mungkin terelakan, tapi sangat mungkin untuk diminimalisasi dampaknya. Adapun faktor penyebab Jakarta banjir itu dikarenakan topografi Jakarta yang memiliki tinggi wilayah yang lebih rendah daripada tinggi permukaan air laut. Cekungan yang terbentuk di Jakarta makin tahun makin terbentuk dengan semakin turunnya permukaan tanah daerah tersbut. Bisa dianalogikan, kalo kita bentangin kain semakin kita tambah berat di atas kain tersebut tentunya kain itu akan tidak mampu menahan topangan yang akan menyebabkan terbentuknya cekungan. Begitupun Jakarta. Semakin banyaknya gedung-gedung tinggi maka semakin cepat pula laju penurunan permukaan tanahnya.

Areal/Ruang Terbuka Hijau (Sumber: Suara Sumsel) 
     Faktor lain tentunya intensitas hujan yang turun maksimal banget ditambah semakin tingginya permukaan air laut. Tanggul yang jebol karena tidak mampu menahan laju dan volume air yang mengalir menjadi faktor penyebab banjir juga. Selain itu daya resap air di daerah hulu dan hilir sama-sama udah gak mampu optimal. Hal ini karena daerah hulu yang seharusnya memiliki banyak pohon sebagai peresap air sudah hilang. Lihat aja sebagai contoh di Puncak. Banyak areal berhutan di daerah tersebut sengaja dialihfungsikan sebagai bangunan villa. Setelah itu, di daerah hilir. Sudah miris banget, boro-boro areal berhutan.  Areal terbuka hijau di daerah Jakarta saja belum mencapai 30% dari wilayah keseluruhan. Padahal menurut ilmu yang udah gua pelajarin, areal terbuka hijau itu seharusnya minimal seluas 30% dari luasan keseluruhan wilayah. Selain semua hal tersebut, seharusnya juga areal bantaran sungai tidaklah dimanfaatkan sebagai pemukiman warga. Seharusnya jarak dari bantaran sungai kepemukiman itu minimal 25 meter. Hal ini untuk meminimalisir dampak dari luapan aliran sungai.

Sampah di Sungai (Sumber: Detik.com)
     Terakhir, lagi-lagi faktor kelakuan manusia yang udah gak bersahabat dengan alam. Sedari kecil kita selalu dinasihatin buat jangan buang sampah sembarangan termasuk ke sungai. Tapi apa? Masih banyak masyarakat yang tidak sadar akan hal ini. Acuh tak acuh dengan membuang sampah tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkannya. Kita harus ingat juga bumi kita sekarang sudahlah sangat rapuh. Bumi kita berbeda kondisinya dengan bumi kita yang dulu, puluhan tahun yang lalu. Terlalu banyak eksploitasi yang kita lakukan terhadap bumi. Pantas saja, bencana tiada henti mengikuti kita. Tuhan memanglah telah merencanakan semuanya, termasuk bencana. Tapi jika kita mampu menjaga bumi kita hal ini kan kita minimalisir. Karena Tuhan pun akan pula menjaga kita dari amarah alam. Ketika bencana yang kita hadapi sekarang itulah dampak ketika kita tak bersahabat lagi dengan alam. Perbaiki diri, perbaiki hati! Mari bersama kita jaga bumi kita.

Catatan bawah: Tetap tabah dan bersabar buat saudara kita di Indonesia yang terkena musibah bencana alam. Tetap berdoa dan menjadilah insan yang lebih baik dan bersahabat kepada alam. Karena alam adalah anugerah Tuhan, maka kita wajib untuk memuliakannya. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar