Siang tadi adalah siang kedua saya melihat raut beliau yang sungguh menyedihkan. Panas terik matahari menyinari seluruh tubuh beliau, atau mungkin membakarnya yang telah terjamah usia. Duduk di pinggir jalan tanpa berhias karpet bahkan samak sekalipun. Ketukan nyaring rebana yang beliau pegang menjadi pertanda kalau beliau tidak sekadar duduk di pinggir jalan. Beliau sedang mencari nafkah. Menanti belas kasih orang yang setidaknya rela memberi seperak uang untuknya. Setidaknya itu yang bisa saya lihat dari sorot mata dan raut wajahnya.