"Jika ilmu pengetahuan bisa membuatku melupakan sahabat terbaikku, aku lebih memilih untuk menjadi bodoh saja.", ungkap Patrick pada Spongebob. Sahabat sungguh berharga, dia, mereka, adalah anugerah Tuhan terindah kedua setelah keluarga. Mereka lah orang yang selalu mencoba ada untukmu saat kau membutuhkannya.
Banyak sekali orang di dunia ini yang mempunyai sahabat. Baik itu pejabat, selebriti, hingga masyarakat biasa. Karena memang ya itu, sahabat bagaikan sandaran kedua bagi kita ketika kita butuh sandaran. Sahabat bagai penyemangat kita ketika kita butuh dorongan semangat. Masih banyak pengandaian mengenai persahabatan.
Begitu pun dengan saya, Agung Gunadi Andrian. Pengalaman tentang persahabatan baru saya rasakan semenjak saya menginjak sekolah menengah pertama. Saya mengenal sahabat saya hingga sekarang, Genta Persada dan Faizal Taufik Kurochim. Rasa persahabatan kurang begitu terasa, maklum lah pada masa segitu kami masih polos. Hehe. Hingga pada suatu ketika kami bertiga akan melanjutkan ke sekolah tingkat atas, sekolah yang sama, namun karena satu dan lain hal Faizal tidak jadi bersekolah di SMA tersebut. Saya dan Genta di SMAN 1 Sukabumi, sedangkan Faizal memillih di SMAN 5 Sukabumi.
Tahun Pertama SMA (2007), Di Depan Perpustakaan. (Dari kiri: Putra, Ahmad, saya) |
Pertama bersekolah di SMA, saya merasa sulit untuk bergaul. Saya sudah sangat terbiasa bergaul dengan Genta dan Faizal saja. Bergaul dengan orang pun sewaktu SMP kalau ada yang ngajak. Hehe. Beberapa bulan saya merasa lelah dengan keadaan tersebut, Hingga suatu ketika saya menemukan teman-teman yang mulai asyik diajak berteman. Mereka adalah Ahmad, Putra, Boris, Bangkit, dan Fajar. Tahun pertama, saya merasa mulai menikmati kehidupan di SMA. Kehidupan berorganisasi pun mulai saya ikuti. Kebetulan saya, Ahmad, dan Putra tertarik untuk mengikuti Ekskur HP3 (Himpunan Pelajar Pecinta Perpustakaan) semacam pustakawan seperti itu. Begitu pun dengan Genta-ikut HP3- walaupun dengan sedikit paksaan dari saya.
Himpunan Pelajar Pecinta Perpustakaan (HP3) |
Dari Ekskur HP3-lah saya mulai mengenal gadis-gadis remaja pecinta perpustakaan. Mereka adalah Yenny, Tiraz, Evy, Sari, Ebi, dan Anisa. Mereka-mereka inilah yang selanjutnya akan mewarnai kehidupan saya di SMA. Sebenarnya anggota dari Ekskur ini ada banyak, namun karena beberapa hal mereka mulai menghilang-bak ditelan dinosaurus- Hehe. Awal mulai berorganisasi kami mulai sering konflik, dari adu mulut dan sebagainya. Mungkin wajar juga hingga-Ade-ketua HP3 pada saat itu, mencoba menengahi kami.
Tahun kedua, ketika kami harus melangkah ke tingkat XI, merasa sedih saya, Ahmad, dan Putra harus berpisah dengan Boris, Bangkit, dan Fajar. Merasa beruntungnya saya karena di tingkat XI tepatnya XI IPA 1, saya masih sekelas dengan Ahmad dan Putra, ditambah lagi dengan Yenny, Sari, Ebi. Sementara itu Genta dan Evy, XI IPA 5. Tiraz dan Anisa, XI IPS 1.
--- BERSAMBUNG ----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar